rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Sunday, August 1, 2010

Ilmu yang Bermanfaat Dalam Kehidupan

VELLY KRISTANTI: Ilmu yang Bermanfaat Dalam Kehidupan

Adakah makanan yang siap disantap setiap saat? Ketika Anda sedang dalam perjalanan bisnis, atau di kantor dengan setumpuk pekerjaan, Anda sangat memerlukan makanan siap saji yang praktis dan memenuhi kebutuhan nutrisi. Burger adalah jawabannya.

VELLY KRISTANTI: Ilmu yang Bermanfaat Dalam Kehidupan

Klenger Burger merupakan salah satu produk yang dikeluarkan oleh PT. Kinarya Anak Negeri sebuah perusahaan yang didirikan dan dikelola oleh Velly Kristanti. Di tengah kesibukannya saat IFRA 2010 di Jakarta Convention Center lalu, EXCELLENT berhasil mengajaknya berbincang-bincang seputar bisnis yang ia jalani bersama suaminya, Gatut Cahyadi.

Bermula dari Sebuah Pondok

Setelah mendirikan Pondok Sayur Asem, sebuah rumah makan khas Sunda, di tahun 2002 bersama seluruh anggota keluarganya, Velly merasa sulit dengan tantangan ia hadapi. Kenyataan mengatakan, sulitnya menjalankan bisnis bersama anggota keluarga besar lainnya. Tahun 2004, ia beralih ke bisnis teknologi informasi. Tidak bertahan lama.

Bersama sang suami, ia memikirkan kembali bisnis makanan. Ia bertanya, apakah makanan yang siap dimakan kapan saja, di mana saja? Mereka sepakat burger adalah jawabannya. Setelah setengah tahun mencari formula yang pas untuk burgernya, mereka menguji burger tersebut kepada salah seorang teman yang tidak doyan burger. Pikir mereka, burger akan terbukti rasanya enak jika yang menyantapnya bukanlah seorang penggemar burger, melainkan justru orang yang tidak menyukai burger. Jika orang yang semula tidak suka burger saja bisa menelannya, apalagi orang yang sedari awal menyukai burger?

Artikel selengkapnya dapat Anda temukan di Majalah Bisnis EXCELLENT edisi 06, Agustus 2010.

source : http://www.majalahexcellent.com/artikel/112/index.php

Monday, May 10, 2010

Klenger Burger, Kisah Sukses Pejuang Kuliner Indonesia

Klenger Burger, Kisah Sukses Pejuang Kuliner Indonesia
Kamis, 06/05/2010 16:20 WIB

Bagaimana bisa sebuah burger mengubah nasib Velly Kristanti dan mampu hasilkan omset hingga milyaran rupiah per bulan? Beginilah ceritanya.

Bermula dari Pondok Sayur Asem

Rumah makan Pondok Sayur Asem adalah usaha yang pernah dirintis Velly Kristanti dan suaminya, Gatut Cahyadi, pada 2002 saat masih berstatus pegawai kantoran. Namun, usaha rumah makan itu tidak terlalu sukses, ia pun sempat frustrasi.

Tahun 2004, Velly dan suami terjun bebas melepaskan status pegawai dan mendirikan bisnis advertising syariah dan gagal lagi. Kemudian, bisnis IT juga pernah dilakoninya dan setali tiga uang, kesuksesan belum juga menghampiri.

Hingga sampai di titik nol dan satu-satunya yang mereka punya hanya Pondok Sayur Asem di daerah Pekayon, Bekasi, yang sempat tidak mereka pedulikan. Berawal dari situ, ide membuat makanan untuk anak muda yang cepat, halal, dan nikmat pun terbersit dan burger dipilih sebagai pilot project-nya.

Mengaku tak pernah belajar dari chef mana pun, Velly dan suami menganalisis dan meracik sendiri visi burger mereka, tentunya yang khas dan pas dengan lidah orang Indonesia.

Segala macam buku tentang burger dipelajari hingga akhirnya Velly membuat sendiri burger yang Indonesia banget. Terbuat dari roti yang lembut dan daging berurat serta saus spesial, burger bikinan Velly ternyata digemari dan semakin laris dipesan. Intinya, bikin orang jadi 'klenger'!

Klenger Menjelajah Negeri

Nama 'klenger' diambil dari kosakata bahasa Jawa yang bisa berarti 'setengah mati', atau 'klepek-klepek', namun, Velly lebih suka mempersepsikan 'klenger' dengan analogi 'tobat sambel', sudah tahu sambel pedas tapi mau lagi mau lagi. Begitulah nama 'klenger' akhirnya dikenal masyarakat, khususnya anak muda yang menjadi target market Klenger Burger.


Selain nama yang gampang diingat serta rasa dan servis yang memuaskan, Klenger Burger juga sukses dengan persebaran outletnya yang pada tahun 2010 ini berupaya mencapai target 100 outlet di seluruh negeri. Tak heran, “Jelajah Negeri” jadi tema Klenger Burger untuk tahun ini.

Sepertinya, target itu akan mudah tercapai mengingat hingga April 2010 ini, Klenger sudah mempunyai 63 outlet yang tersebar di Jabotabek, Bandung, Kuningan, Bali, dan Medan.Selain itu, ada 8 outlet yang mau opening, serta tambahan 6 outlet yang sedang dalam preparation juga.


Outlet Foodteran Klenger Burger di Bintaro

Dalam hal paten, Klenger Burger tak mau kalah cepat. Sejak lahir, brand Klenger sudah dipatenkan atas nama Velly Kristanti.Meskipun demikian, tiruan Klenger Burger ternyata sudah merajalela dan Velly pun mewanti-wanti agar masyarakat dapat dengan bijak memilah mana Klenger asli dan mana yang palsu.

Velly pun masih mengurus kasus tersebut lewat jalur hukum. Selain hak paten, sertifikat halal dari MUI pun sudah dikantongi sejak Klenger masih dibuat secara rumahan di Bekasi hingga Klenger diproduksi massal dengan menggunakan mesin saat ini.


Logo Klenger Burger pun mempunyai filosofi yang tak kalah keren. Kalau Anda biasa melihat tulisan merk burger ada di tengah-tengah gambar burger, Klenger Burger menyajikan logo yang berbeda.

Tulisan "Klenger Burger" ada di atas burger, yang artinya kurang lebih, kita sebaiknya melihat segala sesuatu tak hanya dari pandangan mata tapi dari segala aspek, istilah kerennya: Beyond Burger.

Di Mana Bumi Dipijak, Di Situ Langit Dijunjung

Filosofi tersebut dianut Klenger untuk lebih dekat kepada masyarakat. Untuk memperkenalkan burger dengan cita rasa Indonesia, tak serta merta Klenger memaksakan rasa tertentu kepada masyarakat.

Sebaliknya, pendekatan rasa dan budaya digunakan Klenger untuk menarik market. Misalnya saja, di Medan, Klenger membuat menu spesial, yaitu burger omelet yang sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat yang sangat suka dengan telur.

Selain burger, Klenger juga memperkenalkan brand Pizza Kriuk, Clemots Coffee, dan Kweker Fried and Grilled Duck. Pizza bikinan Klenger juga masih bercita rasa Indonesia, misalnya saja pizza balado dan pizza sate.

Klenger memang addict untuk membuat brand-brand baru di bawah PT Kinarya Anak Negeri (KAN), perusahaan yang digawangi Velly dan suami. Brand-brand ini pun mempengaruhi strategi marketing Klenger ke masyarakat, dan tentunya investor yang berminat menjadi Franchisee.

Kini, sudah ada Burins (Burger Instan) yang menganut konsep take away, dapat ditemui di jaringan Alfa Express dan Circle K, 2K (Klenger Kriuk) yang menyediakan menu burger dan pizza dengan tempat buat kongkow yang asyik, Foodteran dengan konsep kolaborasi Klenger Burger, Pizza Kriuk, dan Clemots Coffee dalam satu area yang menyuguhkan pilihan variasi lengkap dengan teknologi support Free WIFI.


Ibarat Ujian Semester Pendek

Ibarat semester pendek saat kuliah, Velly merasakan ujian yang menimpanya dalam waktu singkat telah membawa begitu banyak pelajaran berharga. Dari ditipu orang, modal habis-habisan, sampai frustrasi, membuat Velly dan suami belajar ikhlas dan mencoba bangkit dari keterpurukan.

Percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin serta kesuksesan itu bukan suatu proses yang instan adalah resep Velly dalam menggodok bisnisnya. Meski bisnisnya berkembang pesat, Velly merasa belum di puncak sukses. Ibu dari Raka dan Zahra lulusan D3 Sastra Belanda FIB UI ini masih merasa banyak PR yang harus dikerjakannya.

Mulai dari maintenance outlet, training SDM, hingga pengembangan usaha. Soal tawaran dari luar negeri, Velly mengaku, telah menampik tawaran tersebut karena ingin berjaya di negeri sendiri baru menginjakkan kaki di negeri orang.

Outlet Klenger Burger diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu Green Box, Yellow Box, dan Red Box. Untuk Outlet Green Box, omset yang diraup Klenger dapat mencapai lebih dari Rp2 juta/hari, Yellow Box Rp1—Rp1,5 juta/hari, Red Box kurang dari Rp1 juta/hari.

Sementara outlet yang baru dibuka digolongkan di Blue Box yang butuh penanganan khusus serta ada pula Black Box yang merupakan golongan outlet yang perlu direlokasi dan ditinjau kembali.


Anda yang berminat icip-icip burger dengan cita rasa Indonesia atau tertarik untuk berinvestasi menjadi franchisee Klenger Burger mulai dari Rp15 juta dapat menghubungi PT KINARYA ANAK NEGERI di Jln. R.C. Veteran No.21, Bintaro, Jakarta Selatan. Telp. 021 737 3589, website: www.kinarya.co.id, klengerburger.blogspot.com (ind)

Sunday, March 21, 2010

Sang Franchisor Bertangan Dingin

Velly Kristanti: Sang Franchisor Bertangan Dingin

Velly Kristanti (35) mengawali karirnya pada tahun 1996 sebagai seorang Senior Account Executive di sebuah perusahaan periklanan di Jakarta. Pilihan untuk keluar dari zona nyaman pekerjaan bukanlah perkara mudah. Namun asa untuk menjadi seorang pengusaha ternyata lebih dominan di dalam benaknya. Ibu dua orang anak ini pun akhirnya terjun bebas ke dunia bisnis bersama sang suami tercinta pada tahun 2004. Mulai dari bisnis di bidang periklanan, kerajinan tangan, IT, hingga akhirnya “tercemplung” ke dunia bisnis F & B yang ia lakoni sampai saat ini. Alhasil 68 outlet franchise bermerek Burger Instan, Klenger Burger Express, Klenger Kriuk, Foodteran, Kwekker, maupun Klenger Fried and Grilled menetas dari tangan dingin wanita berbintang capricorn ini.

Teks dan Foto oleh Febrian Djaka Putra. (febrian@glowupmagazine.com)

Velly merupakan seorang perempuan tangguh yang tak kenal menyerah. Ia dan sang suami, Gatut Cahyadi, rela mengorbankan karir mapannya demi masa depan yang lebih baik. Semangatnya seperti api yang selalu menyala-nyala. Ia sempat jatuh bangun saat mulai merintis berbagai jenis usaha sebelum akhirnya menemukan merek dagang jenis F & B kebanggaannya ini. “Saya sudah mulai berbisnis pada tahun 2002. Bisnis pertama saya adalah Pondok Sayur Asem, sebuah rumah makan sunda yang terletak di Pekayon, Bekasi. Pada waktu yang sama, sebenarnya saya masih bekerja di sebuah kantor advertising. Dua tahun kemudian, suami yang bekerja di sebuah perusahaan Jepang datang membujuk saya untuk benar-benar terjun bebas ke dunia bisnis. Saya mengabulkan permintaannya, dan membangun sendiri sebuah perusahaan advertising. Saya juga sempat menjalankan bisnis di bidang IT dan kerajinan tangan. Segala macem bisnis lah saya jalanin. Tapi ternyata semua berjalan tidak semanis apa yang kita bayangkan. Sampai akhirnya saya mengalami krisis keuangan di tahun 2006. Punya duit tinggal sedikit. Karena takut hilang, duit yang tinggal sedikit itu akhirnya saya investasikan. Ternyata diinvestasikan malah hilang beneran. Jadi yang bener itu, ya kita ngga usah takut apa-apa (tertawa). Yang penting semangat harus terus kita jaga.” Papar wanita lulusan tahun 1993 Sastra Belanda Universitas Indonesia tersebut.

Klenger Burger, Bisnis dari Kegagalan

Setelah itu Velly tidak lantas putus asa atas semua kegagalan yang ia alami. Sebaliknya, kegagalan tersebut malah menjadikannya semakin kreatif. Berbagai analisa ia lakukan guna menghindari kesalahan masa lalu. Hingga akhirnya terpikir oleh Velly untuk merubah konsep Pondok Sayur Asem menjadi konsep kedai makanan lain yang lebih menjual. “Saat krisis itu, saya sempat kebingungan juga untuk bangkit dari keadaan. Kami sudah tidak punya apa-apa. Aset kami hanya tinggal Pondok Sayur Asem. Itu pun kondisinya sudah sangat memprihatinkan, bisa dibilang tidak menghasilkan lah. Sementara kontrak propertinya masih sisa 1 tahun lagi. Kondisi tertekan seperti itu yang akhirnya memaksa kami untuk berpikir lebih keras agar bisa bangkit dari krisis.” Kenang Velly.
Berbeda dengan konsep sebelumnya, kali ini Velly berpikir untuk membuat kedai yang membidik anak muda. Ia baru menyadari bahwa konsep Pondok Sayur Asem yang ia usung sebelumnya tidak tepat. “Masyarakat saat ini sudah sangat mobile. Mereka membutuhkan sajian yang serba cepat sebab mungkin waktu mereka sangat terbatas. Sementara Pondok Sayur Asem menggunakan bahan baku yang serba fresh from the oven. Saya ingin buat sesuatu yang bisa dimakan setiap saat” Ujar wanita asal Bandung tersebut.

Velly pun sempat melancarkan riset kecil-kecilan untuk menentukan jenis makanan apa yang hendak ia jual. Proses riset mengerucut setelah ia mendapatkan ide untuk menjual burger. Menurutnya makan burger adalah tren anak muda saat ini. Alhasil ide untuk menjual burger tersebut membawanya untuk menyelami berbagai resep burger dari seluruh dunia. “Padahal saya tidak punya pengalaman bekerja atau sekolah chef. Saya hanya belajar otodidak dari buku-buku resep burger. Saking banyaknya resep yang saya pelajari, buku resep burger yang sudah terkumpul pun menjadi tidak berguna. Saya buat sendiri burger versi saya. Versi lidah orang Indonesia.” Ungkap Velly yang ditemui wartawan Glow Up di Kantor PT. Kinarya Anak Negeri, Jln. RC. Veteran No. 21, Jakara Selatan.
Setelah berhasil membuat sendiri resep burger yang selalu disebutnya sebagai burger khas orang Indonesia tersebut, Velly kemudian melakukan test sampling untuk mengetahui respon orang lain terhadap burgernya. Test sampling tersebut ia lakukan kepada beberapa orang sahabatnya. ”Ada salah seorang temen saya yang sama sekali tidak suka burger. Namun setelah memakan burger kreasi saya, dia langsung suka. Padahal, sebelumnya ia paling tidak bisa makan burger loh.” Ungkap Ibu cantik yang gemar membaca Al-qur’an tersebut.
Sejak saat itulah, dengan modal pinjaman dari mantan bos, Velly kemudian putar haluan dari bisnis rumah makan sunda kemudian beralih ke sebuah bisnis kedai burger yang ia beri label Klenger Burger.
Rahasia kenikmatan burger kreasi Velly sebenarnya terletak pada bahan dasar yang digunakan untuk membuat beef patty. Velly menggunakan jenis daging yang teksturnya lebih berurat sehingga rasanya lebih kenyal saat dikunyah. Selain itu, saus yang digunakan juga merupakan asli kreasi Velly yang diberi nama Klenger Mix. Alhasil didapatlah Burger mengenyangkan bercita rasa gurih dan spicy.

Pada tahun yang sama setelah Grand Opening tanggal 10 Februari 2006, ternyata Velly sudah bisa meraih kepercayaan para franchisee hingga ia mampu mencabangkannya sebanyak 38 outlet. ”Padahal izin kami hanya SIUP Perorangan waktu itu. Surprise banget buat saya.” Lanjut Velly.

Berkembang Pesat

Velly kini tersenyum manis. Walaupun ia mengaku sempat mengalami pencurian hak paten Klenger Burger di tahun 2008, tetap saja hal tersebut tak berhasil membendung perkembangan usahanya. Sebab hingga Februari 2010 , tak kurang dari 68 outlet sudah terdaftar dalam outlet list PT. Kinarya Anak Negeri.
Apa rahasia dibalik kesuksesan Velly bersama Klenger Burger? Terlihat dari semua yang ia lakukan, telah dapat disimpulkan bahwa kuncinya adalah orisinalitas. Tidak menjadi yang pertama adalah bukan kesalahan. Namun bagaimana kita menyesuaikan diri sebagai bukan yang pertama hingga menjadi yang terbaik adalah kewajiban seorang pengusaha, itulah yang dilakukan Velly.

Glowers tentu bertanya-tanya, berapa investasi yang diperlukan untuk memiliki salah satu outlet asuhan PT. Kinarya Anak Negeri? Investasi outlet yang paling terjangkau adalah Burins. Investasinya hanya membutuhkan biaya ± Rp.15.000.000,-. Velly berani memprediksi setiap chiller Burger Instan yang saat ini sudah tersebar di jaringan Circle K dan Alfa Express di Jabodetabek dapat menjual 40 buah burger setiap harinya dengan harga rata-rata per burger Rp. 12.500,-. Beban-bebannya sebesarnya 80%, itu berarti Glowers bisa mengantongi Rp. 2.950.000,- setiap bulannya. Investasi yang cocok untuk anak muda!

Bagi Glowers yang memiliki modal lebih besar, tidak ada salahnya untuk mencoba berinvestasi pada jenis outlet Foodteran atau KFG. Investasi yang dibutuhkan yaitu sebesar ± Rp. 200.000.000,- untuk outlet Foodteran yang rata-rata memiliki penjualan bulanan sebesar Rp. 90.000.000,- dan ± Rp. 500.000.000,- untuk outlet KFG dengan rata-rata penjualan bulanan sebesar Rp. 150.000.000,-. Keduanya memiliki margin yang sama sebesar 14% dari total omzet per bulan. Glowers pilih yang mana?

source : Glow up Magazine

Search

Popular Posts