rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Sunday, March 21, 2010

Sang Franchisor Bertangan Dingin

Velly Kristanti: Sang Franchisor Bertangan Dingin

Velly Kristanti (35) mengawali karirnya pada tahun 1996 sebagai seorang Senior Account Executive di sebuah perusahaan periklanan di Jakarta. Pilihan untuk keluar dari zona nyaman pekerjaan bukanlah perkara mudah. Namun asa untuk menjadi seorang pengusaha ternyata lebih dominan di dalam benaknya. Ibu dua orang anak ini pun akhirnya terjun bebas ke dunia bisnis bersama sang suami tercinta pada tahun 2004. Mulai dari bisnis di bidang periklanan, kerajinan tangan, IT, hingga akhirnya “tercemplung” ke dunia bisnis F & B yang ia lakoni sampai saat ini. Alhasil 68 outlet franchise bermerek Burger Instan, Klenger Burger Express, Klenger Kriuk, Foodteran, Kwekker, maupun Klenger Fried and Grilled menetas dari tangan dingin wanita berbintang capricorn ini.

Teks dan Foto oleh Febrian Djaka Putra. (febrian@glowupmagazine.com)

Velly merupakan seorang perempuan tangguh yang tak kenal menyerah. Ia dan sang suami, Gatut Cahyadi, rela mengorbankan karir mapannya demi masa depan yang lebih baik. Semangatnya seperti api yang selalu menyala-nyala. Ia sempat jatuh bangun saat mulai merintis berbagai jenis usaha sebelum akhirnya menemukan merek dagang jenis F & B kebanggaannya ini. “Saya sudah mulai berbisnis pada tahun 2002. Bisnis pertama saya adalah Pondok Sayur Asem, sebuah rumah makan sunda yang terletak di Pekayon, Bekasi. Pada waktu yang sama, sebenarnya saya masih bekerja di sebuah kantor advertising. Dua tahun kemudian, suami yang bekerja di sebuah perusahaan Jepang datang membujuk saya untuk benar-benar terjun bebas ke dunia bisnis. Saya mengabulkan permintaannya, dan membangun sendiri sebuah perusahaan advertising. Saya juga sempat menjalankan bisnis di bidang IT dan kerajinan tangan. Segala macem bisnis lah saya jalanin. Tapi ternyata semua berjalan tidak semanis apa yang kita bayangkan. Sampai akhirnya saya mengalami krisis keuangan di tahun 2006. Punya duit tinggal sedikit. Karena takut hilang, duit yang tinggal sedikit itu akhirnya saya investasikan. Ternyata diinvestasikan malah hilang beneran. Jadi yang bener itu, ya kita ngga usah takut apa-apa (tertawa). Yang penting semangat harus terus kita jaga.” Papar wanita lulusan tahun 1993 Sastra Belanda Universitas Indonesia tersebut.

Klenger Burger, Bisnis dari Kegagalan

Setelah itu Velly tidak lantas putus asa atas semua kegagalan yang ia alami. Sebaliknya, kegagalan tersebut malah menjadikannya semakin kreatif. Berbagai analisa ia lakukan guna menghindari kesalahan masa lalu. Hingga akhirnya terpikir oleh Velly untuk merubah konsep Pondok Sayur Asem menjadi konsep kedai makanan lain yang lebih menjual. “Saat krisis itu, saya sempat kebingungan juga untuk bangkit dari keadaan. Kami sudah tidak punya apa-apa. Aset kami hanya tinggal Pondok Sayur Asem. Itu pun kondisinya sudah sangat memprihatinkan, bisa dibilang tidak menghasilkan lah. Sementara kontrak propertinya masih sisa 1 tahun lagi. Kondisi tertekan seperti itu yang akhirnya memaksa kami untuk berpikir lebih keras agar bisa bangkit dari krisis.” Kenang Velly.
Berbeda dengan konsep sebelumnya, kali ini Velly berpikir untuk membuat kedai yang membidik anak muda. Ia baru menyadari bahwa konsep Pondok Sayur Asem yang ia usung sebelumnya tidak tepat. “Masyarakat saat ini sudah sangat mobile. Mereka membutuhkan sajian yang serba cepat sebab mungkin waktu mereka sangat terbatas. Sementara Pondok Sayur Asem menggunakan bahan baku yang serba fresh from the oven. Saya ingin buat sesuatu yang bisa dimakan setiap saat” Ujar wanita asal Bandung tersebut.

Velly pun sempat melancarkan riset kecil-kecilan untuk menentukan jenis makanan apa yang hendak ia jual. Proses riset mengerucut setelah ia mendapatkan ide untuk menjual burger. Menurutnya makan burger adalah tren anak muda saat ini. Alhasil ide untuk menjual burger tersebut membawanya untuk menyelami berbagai resep burger dari seluruh dunia. “Padahal saya tidak punya pengalaman bekerja atau sekolah chef. Saya hanya belajar otodidak dari buku-buku resep burger. Saking banyaknya resep yang saya pelajari, buku resep burger yang sudah terkumpul pun menjadi tidak berguna. Saya buat sendiri burger versi saya. Versi lidah orang Indonesia.” Ungkap Velly yang ditemui wartawan Glow Up di Kantor PT. Kinarya Anak Negeri, Jln. RC. Veteran No. 21, Jakara Selatan.
Setelah berhasil membuat sendiri resep burger yang selalu disebutnya sebagai burger khas orang Indonesia tersebut, Velly kemudian melakukan test sampling untuk mengetahui respon orang lain terhadap burgernya. Test sampling tersebut ia lakukan kepada beberapa orang sahabatnya. ”Ada salah seorang temen saya yang sama sekali tidak suka burger. Namun setelah memakan burger kreasi saya, dia langsung suka. Padahal, sebelumnya ia paling tidak bisa makan burger loh.” Ungkap Ibu cantik yang gemar membaca Al-qur’an tersebut.
Sejak saat itulah, dengan modal pinjaman dari mantan bos, Velly kemudian putar haluan dari bisnis rumah makan sunda kemudian beralih ke sebuah bisnis kedai burger yang ia beri label Klenger Burger.
Rahasia kenikmatan burger kreasi Velly sebenarnya terletak pada bahan dasar yang digunakan untuk membuat beef patty. Velly menggunakan jenis daging yang teksturnya lebih berurat sehingga rasanya lebih kenyal saat dikunyah. Selain itu, saus yang digunakan juga merupakan asli kreasi Velly yang diberi nama Klenger Mix. Alhasil didapatlah Burger mengenyangkan bercita rasa gurih dan spicy.

Pada tahun yang sama setelah Grand Opening tanggal 10 Februari 2006, ternyata Velly sudah bisa meraih kepercayaan para franchisee hingga ia mampu mencabangkannya sebanyak 38 outlet. ”Padahal izin kami hanya SIUP Perorangan waktu itu. Surprise banget buat saya.” Lanjut Velly.

Berkembang Pesat

Velly kini tersenyum manis. Walaupun ia mengaku sempat mengalami pencurian hak paten Klenger Burger di tahun 2008, tetap saja hal tersebut tak berhasil membendung perkembangan usahanya. Sebab hingga Februari 2010 , tak kurang dari 68 outlet sudah terdaftar dalam outlet list PT. Kinarya Anak Negeri.
Apa rahasia dibalik kesuksesan Velly bersama Klenger Burger? Terlihat dari semua yang ia lakukan, telah dapat disimpulkan bahwa kuncinya adalah orisinalitas. Tidak menjadi yang pertama adalah bukan kesalahan. Namun bagaimana kita menyesuaikan diri sebagai bukan yang pertama hingga menjadi yang terbaik adalah kewajiban seorang pengusaha, itulah yang dilakukan Velly.

Glowers tentu bertanya-tanya, berapa investasi yang diperlukan untuk memiliki salah satu outlet asuhan PT. Kinarya Anak Negeri? Investasi outlet yang paling terjangkau adalah Burins. Investasinya hanya membutuhkan biaya ± Rp.15.000.000,-. Velly berani memprediksi setiap chiller Burger Instan yang saat ini sudah tersebar di jaringan Circle K dan Alfa Express di Jabodetabek dapat menjual 40 buah burger setiap harinya dengan harga rata-rata per burger Rp. 12.500,-. Beban-bebannya sebesarnya 80%, itu berarti Glowers bisa mengantongi Rp. 2.950.000,- setiap bulannya. Investasi yang cocok untuk anak muda!

Bagi Glowers yang memiliki modal lebih besar, tidak ada salahnya untuk mencoba berinvestasi pada jenis outlet Foodteran atau KFG. Investasi yang dibutuhkan yaitu sebesar ± Rp. 200.000.000,- untuk outlet Foodteran yang rata-rata memiliki penjualan bulanan sebesar Rp. 90.000.000,- dan ± Rp. 500.000.000,- untuk outlet KFG dengan rata-rata penjualan bulanan sebesar Rp. 150.000.000,-. Keduanya memiliki margin yang sama sebesar 14% dari total omzet per bulan. Glowers pilih yang mana?

source : Glow up Magazine

Search

Popular Posts